Sunbath didirikan tahun 2017 oleh Ken (drums) dan Rizal (bass) sebagai time capsule project, sebuah band yang membawa nostalgia 90an ke era sekarang ataupun sebaliknya, membawa kita ke memori tahun 90an. Sunbath mengawali sebagai trio dengan masuknya Moj mengisi posisi gitar dan vokal.
Formasi ini bertahan sampai rilisnya CD EP bertajuk “Strange Day” (di bawah naungan Oblivion Records, 2021) dibarengi masuknya Zulfi mengisi gitar 1 tepat sebelum rekaman. Setahun kemudian mengalami pergantian lineup yang kini bertambah En (vokal), Firman (gitar 2), dan Eko (keyboard + tamborin) melengkapi dinamika musik Sunbath.
Tim sweetcity movement beberapa waktu lalu sempat berbincang dengan Ken after gigs di Ciamis.
Apa yang menginspirasi kalian untuk membentuk band ini , dan bagaimana proses kreatif dalam menulis lagu?
Jadi sunbath itu sebenernya project time capsul , jadi kayak time machine aja pengen nostalgiaan ke era dimana saya dan beberapa temen saya di Sunbath, pernah mengalaminya itu di era 90an. Jadi semua referensi yang kita serap itu emang pure dari musik-musik popular pada zaman nya tahun 90 sampai 2000 an awal. Untuk yang pertamanya kita pengen nonjolin sesuatu yang generic dulu biar pertama orang tau,biar orang ngeuh aja dulu, kata saya teh ayo bikin yang generic aja.
Ada satu lagu yang mirip apa, emang sengaja gitu ya biar orang langsung ngait-ngaitin oh kayak era ini karena referensi nya kayak band ini. Kesini-kesininya mulailah setelahbeberapa gelintir orang tau akhirnya kita memperluas referensi tapi masih era-era yang sama.
Terus kalau misalkan proses kreatif membuat lagu biasanya materi dasar dari saya dulu , dari gitar akustik terus humming , setelah punya gambaran yang lengkap baru di presentasikan ke anak-anak . Niha da lagu baru gini-gin. Ada yang diracik bareng-bareng , ada yang udahlah Ken sama kamu ajalah di iniin ini nyadi percayain sama kamu aja. Untuk proses lirik juga ada kalanya sang vocalis yang bikin lirik tapi ada kalanya saya juga. Karena mengingat salah satu faktor kenapa saya bikin lagu di Sunbath, materi awal di Sunbath karena anak-anak rata-rata kerja nine to five , terus udah berkeluarga. Jadi waktu tuh benar-benar tersita sama kerja dan keluarga, dan kita gak bisa saling memaksakan harus bisa saling memahami. Ya akhirnya yang rada santai kebetulan saya, yaudahlah mumpung santai waktunya saya manfaatin buat bikin lagu. Begitu juga En, kalo En lagi ga sibuk dia yang nulis lirik, tapi kalau “aduh mas Ken saya eum lagi banyak job promote-promote produk, waktunya euy” yaudah saya aja dulu. Atau kalau kamu punya tulisan-tulisan kayak gimana ntar saya lengkapi. Akhirnya jadilah materi-materi Sunbath sampai proses recording dan rilis.
Bisa jelaskan lebih lanjut makna di balik single “Through it all” dan bagaimana lagu ini mencerminkan pengalaman pribadi kalian?
Tentang lirik “Through it all” dan kebetulan memang beberapa golongan Masyarakat pasca pandemi ataupun diluar imbas ataupun pandemia tau apapun, adakalanya kita merasa benar-benar down dengan sebab masing-masing. Nah yang kadang kita lupakan itu , kita teh ngerasa yang paling menderita gitu, kadang gitu ya? Entah kita, entah orang lainpun kalo kita kan bsering curhat ya , manusia sering ngobrol. Nah suka ada kalo ngobrol gitu teh suka ada pengingat , “eh jangan lihat ke atas aja, kamu itu gak sendiri ada yang lebih menderita”. Ini bukan lomba-lombaan siapa yang paling menderita, tapi kayak meningan berlomba-lomba saling merangkul yuk . Ada temen ada sahabat ,atau keluarga yang kebetulan mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan dalam hidup y akita harus ngingetin bahwa mereka itu gak sendiri, ad akita juga.
Sama juga dengan perspektif kita gitu ya, dengan memvalidasi si anggapan itu bahwa “oh bener euy ternyata bukan kita aja ya, orang lain juga ada yang lebih buruk dari kita keadaanya.” Nah daripada kita yang nunggu-nunggu kayak, aduh nunggu orang ngerti rada susah juga ya mengharapkan pengertian orang, kita ajalah yang bergerak pertama menghibur orang. Ada kalanya sebagai manusia biasa kita juga merasa punya kewajiban untuk merangkul tangan-tangan orang-orang terdekat kita untuk tidak terpuruk dalam keadaan. Tanpa di sadari mungkin tanpa di syukuri juga orang lainpun banyak melakukan hal yang sama pada kita, dan itulah yang mengispirasi si lagu “Through it all” , kitab isa melalui segala hal dengan bersama-sama.
Dengan perkembangan musik di Indonesia yang semakin pesat,bagaimana kalian melihat posisi Sunbath di industri musik saat ini, dan project apa yang sedang kalian persiapkan ke depan?
Jadi dinamika musik zaman sekarang ya dengan banyak nya band-band baru, dengan referensi musik yang lebih canggih, dengan skil-skil yang lebih canggih , sound production yang lebih canggih, dan tentu saja itu bikin membuat kita merasa tertantang bisa mensejajarkan materi-materi kita dengan mereka, walaupun dengan style masing-masing, “ Eh kita lihat tuh band ini , band-band baru tapi bararagus, ayolah kita juga jangan ketinggalan”. Jadi kita juga jadi kepancing, terpicu bikin sesuatu yang lebih maksimal dari sebelumnya.
Mungkin setelah kita record yang dulu-dulu, weh segini cukup kali ya. Tapi setelah lihat yang lain-lain ternyata kita banhyak kurangnya . Ayolah kita bikin lebih dewasa, lebih eksploratif musik nya . Membikin kita lebih tertantang , termotivasi untuk berkarya lebih maksimal .
Rencana kededpannya, kita itu masih recording. Tadinya rencana pengen bikin full album. Cuman karena itu, keterbatasan waktu dengan kerjaan masing-masing, urusan keluarga . Jadi yang lebijh memungkin itu recording beberapa single terlebih dahulu, satu sesi recording, dua single- dua single. Ketulan dalam waktu dekat ini tepatnya bulan November mau bikin satu single, Kerjasama dengan salah satu brand di bandung , dan kalau jadi ntar ada acaranyajuga. Lalu akhir tahun ngeluarin satu single lagi yang di rekam bersamaan nih bulan kemarin, nah itu mau di keluarin barengan video klp. Yang paling deket, itu yang gigs-gigs aja ya bulan ini.