Metalgear adalah sebuah brand asal Ciamis yang berdiri sejak 2012. Brand ini berfokus pada merchandise dan rilisan fisik band-band extreme metal, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Tak hanya menjual merchandise, Metalgear juga berperan sebagai record label bagi band-band metal Indonesia.
Sejak 2018, Metalgear mulai menggelar acara tahunan bertajuk Metalgear Showcase. Dua edisi pertama berlangsung di Ciamis, edisi ketiga di Solo, yang keempat di Malaysia, dan puncaknya—yang kelima—berlangsung di Jepang. Kali ini, tim Sweetcity Movement berkesempatan berbincang dengan Iin Sam, salah satu figur utama di balik Metalgear Music.
Mengapa memilih Jepang sebagai lokasi showcase?
“Tujuan utamanya sih buat main aja,” jawab Iin santai.
Ketika ditanya apakah ada misi mengenalkan band Indonesia ke metalhead Jepang, Iin menjelaskan bahwa band-band seperti Murtad dan Viscral sudah cukup dikenal di kalangan penggemar musik metal Jepang. Ia juga membawa rilisan CD beberapa band Indonesia, seperti Amorphous, namun peminatnya tetap lebih fokus pada band yang tampil langsung.
Namun, ada kebiasaan unik yang membedakan gigs di Indonesia dan Jepang. Di Jepang, para penonton biasanya tidak langsung membeli merchandise saat band tampil. Mereka fokus menonton dulu, baru setelah selesai mereka berbondong-bondong membeli CD dan merchandise.
Venue Gigs di Jepang: Sesuai dengan Jiwa Underground
Berbeda dengan Indonesia, venue gigs di Jepang terasa lebih spesial. Iin menjelaskan bahwa acara mereka berlangsung di tempat yang berada di bawah tanah, seperti bar atau café khusus dengan fasilitas lengkap—dari backstage hingga studio profesional.
Meski venue tersebut terbilang kecil, suasananya sangat mendukung skena underground. “Di Jepang, underground itu benar-benar terasa underground,” kata Iin. Bahkan, saat acara Metalgear diadakan, jadwalnya sempat berbenturan dengan tur band internasional Defeated Sanity, sehingga penonton harus berbagi acara.
Fenomena Kaos Band di Jepang
Menariknya, fenomena penggunaan kaos band metal di tempat umum lebih sering terlihat di Indonesia daripada di Jepang. “Di sini, anak kecil pakai kaos band metal KW aja bisa masuk buku metalhead Jepang,” candanya. Di Jepang, kaos band metal biasanya hanya dipakai saat menghadiri event tertentu, meskipun kaos band besar seperti Metallica, Guns N’ Roses, atau Pink Floyd sesekali terlihat di tempat umum.
Kecintaan pada Rilisan Fisik
Hal lain yang mencolok adalah tingginya minat terhadap rilisan fisik di Jepang. Banyak toko yang menjual CD dan kaset dengan edisi spesial. Kondisi iklim yang mendukung juga membuat koleksi mereka awet. “Di Indonesia, CD bisa cepat jamuran kalau disimpan lama. Di sana, beda,” jelas Iin.
Agenda Metalgear Berikutnya
Setelah sukses di Jepang, Metalgear berencana menggelar showcase di Thailand dan Vietnam. Beberapa negara lain seperti India dan Australia juga menunjukkan minat, tetapi belum dijadwalkan.
Iin menambahkan bahwa penyelenggaraan gigs di luar negeri memang memerlukan persiapan matang. “Relasi adalah kunci. Harus ada yang meng-handle di negara tujuan. Selain itu, siapkan juga uang, karya, dan mental,” pesannya kepada band Indonesia yang ingin mencoba tur internasional.
Mimpi yang Menyala
Metalgear terus bergerak membawa bendera extreme metal Indonesia ke dunia internasional. Dengan kerja keras, dedikasi, dan jaringan yang semakin luas, brand ini membuktikan bahwa mimpi bukan hanya untuk digantungkan, tetapi juga untuk diperjuangkan.